Minggu, 23 Juni 2019

Memperbaiki tuts keyboard Yamaha PSR yang error


Tahukah kalian, selain untuk menulis dan menggambar ternyata pensil bisa digunakan untuk memperbaiki tuts keyboard yang suaranya error.

Pada umumnya keyboard yang sudah lama dipakai mulai menunjukkan tanda tanda kerusakan, salah satunya adalah tuts yang dipencet tidak berbunyi atau berbunyi secara tidak wajar. Hal ini kujumpai pada keybord koleksiku yaitu merk Yamaha jenis PSR E seri 3 (keyboard pemula yang serinya paling rendah) yang sudah dipakai belasan tahun. Ada beberapa tuts yang ketika dipencet mengeluarkan bunyi yang tidak normal, yaitu seharusnya berbunyi ‘ting’ (mode suara grand piano), namun kenyataannya berbunyi ‘triiingg…’.

Kecurigaan awal adalah kerusakan pada karet tuts yang mungkin sudah tidak elastis. Karet tuts adalah bantalan karet yang berfungsi sebagai ‘pegas sekaligus saklar on-off’ ketika tuts di pencet. Pada saat dipencet, karet ini sebagai saklar yang akan menekan jalur-jalur konduktor (graphite circuit) yang ada pada rangkaian PCB keyboard sehingga menghantarkan atau memutuskan arus yang  menghasilkan bunyi. Di toko online banyak dijual karet tuts ini, harganya pun murah, sehingga kita bisa mengganti sendiri.

Namun demikian jika keyboard tidak berbunyi dengan normal, misalnya berbunyi ‘triiing..’ maka bisa menandakan juga bahwa jalur-jalur konduktor yang berfungsi sebagai penghantar arus tidak berfungsi dengan normal, maka salah satu cara perbaikan yang dapat dilakukan sendiri adalah memulihkan jalur-jalur konduktor (graphite circuit) tersebut, caranya cukup dengan menggunakan pensil 2B, lho kok bisa? Yuk kita simak caranya:

Membongkar dan memeriksa keyboard

Hal yang dibutuhkan adalah kecermatan dan kehati-hatian, karena komponen di dalam keyboard ini sangat sensitif. Sebaiknya ketika sedang membongkar, hindari sambil ngopi atau ngeteh dulu …
Alat-yang dibutuhkan :
-        Obeng plus
-        Pensil 2B
-        Kuas


Langkah-pengecekan:
  1. Cabut power
  2. Posisikan keyboard secara terbalik, jika diperlukan diberi bantalan agar tuts keaybord tidak tertekan.
  3. Amati dengan seksama posisi dan jumlah sekrup yang perlu dilepaskan dari ‘body’ dan lepaskan sekrup satu persatu untuk membuka cover belakang.  
  4. Setelah cover terbuka, lepaskan tuts yang dicurigai bermasalah. Satu set tuts merupakan 1 oktaf.
  5. Perikasa karet tuts apakah ada yang fisiknya tidak normal. Cabut dari PCB jika perlu untuk memeriksa lebih lanjut. Periksa kondisi jalur konduktor graphite (yang berada di bawah karet tusts) apakah masih tebal atau sudah pudar.
  6. Bersihkan debu dan kotoran menggunakan kuas.



Pada kasus yang kualami, tidak perlu untuk membongkar semua tuts yang jumlahnya ada 7 oktaf. Hanya ada 2 set tuts yang kulepas (2 oktaf). Dengan asumsi kerusakan pada karet tuts maka aku mencoba menukarkan karet tuts dari salah satu set oktaf ke set oktaf yang lain lalu kucoba membunyikan nada yang error tadi. Rupanya masih berbunyi ‘triiing….’, sementara karet tuts yang nadanya error ketika sudah dipindahkan ke oktaf yang lain tidak bermasalah. Nah ini artinya karet tuts masih bagus, maka kecurigaan errornya bunyi adalah pada jalur konduktor graphite yang ada di PCB.




Langkah selanjunya adalah ambil pensil 2B dan silakan ‘mengarsir’ atau mewarnai jalur konduktor yang ada di PCB. Kenapa pensil bisa menjadi solusi? Karena pada prinsipnya, bahan dari pensil merupakan graphite yang bisa berfungsi sebagai konduktor, meskipun konduktor yang buruk dibanding metal, namun demikian graphite tetaplah konduktor.

Berikan arsiran yang tebal pada jalur konduktor yang ada di PCB, terutama yang sudah pudar. Pemudaran graphite pada PCB ini akibat pemakaian yang sudah bertahun-tahun, ibarat jeroan mesin, sudah mulai aus karena termakan gesekan.  

Setelah proses pengarsiran selesai dan sebelum semua dipasang kembali, sebaiknya dicoba dulu pasang karet dan tuts lalu nyalakan keyboard (tetap dengan hati-hati, hindari memegang circuit yang lain dengan tangan). Cobalah pencet nada yang error tadi dan periksa apakah bunyinya masih tidak normal. Pada kasus yang kualami, ketika semua jalur graphite sudah diarsir secara merata dan diyakini sudah cukup tebal, bunyi keyboard sudah berfungsi dengan normal kembali yaitu ‘ting’.

Demikianlah, salah satu cara mengatasi tuts keyboard yang bunyinya tidak normal. Selamat mencoba. Salam Setu- Minggu. ‘Auld Lang Syne’  


Senin, 10 Juni 2019

Menyetel RD dan FD Sepeda MTB Polygon XTrada 5

Liburan lebaran kemarin bisa dibilang cukup memuaskan untuk menyalurkan hobi sepedaan di kampung halaman, lumayan bisa dapat 2 kali trip. Trip pertama Bukit Patrum, sebuah area wisata foto nan instagramable di kawasan Klaten dan trip kedua adalah menantang tanjakan ke desa Balerante lereng Gunung Merapi. Saya pakai sepeda MTB yang kubawa  dari Jakarta dengan rail rack sepeda MTB bikinan sendiri, bisa dicek disini ya cara membuatnya.

By the way, kali ini saya tidak cerita tentang kedua trip tersebut namun lebih ke perawatan sepeda pasca trip, yaitu tentang menyetel kembali RD (rear derailleur) dan FD  (front derailleur) sepeda MTB khususnya yang bermerk Polygon Xtrada 5.

Kemarin ketika dibawa tanjakan ke Balerante, perpindahan gear sempat mengalami kendala, yaitu ketika sedang mengerahkan tenaga mengayuh sepeda pada, tiba-tiba gigi loncat sendiri balik ke gear yang lebih tinggi, dipindah lagi, balik lagi dan ini sangat menyebalkan. Barangkali teman-teman juga pernah mengalami hal serupa yaitu gigi susah di oper, operan gigi tidak mulus serta berisik, dan apalagi kalo loncat sendiri ke gigi yang lain..padahal kita sedang riding ditanjakan, sungguh mengganggu.

Setingan RD dan FD sebenarnya bisa dilakukan sendiri tanpa harus ke bengkel, tentu saja jika tahu caranya, karena ini termasuk servis ringan. Pada prinsipnya, hampir semua RD dan FD  shimano bisa diseting dengan cara yang sama, yang membedakan adalah kita perlu tahu posisi 'sekrup pengatur atas (H)' dan 'sekrup pengatur bawah (L)' pada setiap tipe groupset MTB yang dipakai. Untuk sepeda polygon type Xtrada 5 standar (belum ada ubahan apa-apa), memakai groupset Shimano Alivio, Groupset Shimano Alivio pada Xtrada 5 keluaran tahun 2017 ini dibekali kombinasi gigi 2x9, atau 18 speed.       
Ada baiknya sebelum melakukan penyetelan, rantai dan gear dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran, oli, gemuk dan sebagainya yang menempel.

Alat-alat yang diperlukan:
- 1 buah obeng minus (-) yang ujungnya kecil
- 1 buah kunci Hex ukuran 2 (biasa disebut juga kunci L)
-  Jika masih punya, bike owner manual, tidak ada juga tidak apa-apa. Kebetulan saya masih simpan 1 copynya ketika beli sepeda. Bike ownner manual ini sangat penting karena memuat informasi detil nama bagian-bagian sepeda kita, istilah- istilah yang umum dan perlu diketahui sebagai pengguna sepeda.



Untuk memudahkan pengaturan, sebaiknya sepeda digantung pada bicycle repair stand atau gantungan sepeda, kalau saya sih cukup pakai strap dan digantung ke frame kanopi teras depan rumah saja. 

Langkah menyetel FD (front derailleur) adalah sebagai berikut:
1. Jika kita lihat FD set dari depan, perhatikan bahwa sekrup 'pengatur atas (H)' ada di sebelah kiri, sedangkan 'pengatur bawah (L)' ada di sebelah kanan. Nantinya sekrup ini kita putar/ adjust memakai kunci Hex ukuran 2.




2. Untuk pengaturan Atas (H)
 - posisikan rantai pada sprocket yang besar/ high gear dengan shifter, lalu perhatikan posisi plat besi warna chrome yang bertugas 'memindahkan' rantai. Setel jarak outer plate  ini dengan rantai kurang lebih 1 mm, jika plat menempel dengan rantai, maka putarlah sekrup H ke kiri secukupnya, demikian pula jika jaraknya terlalu longgar, putar sekrup H ke kanan secukupnya.

3. Untuk pengaturan Bawah (L)  
 -  posisikan rantai pada sprocket yang kecil/ low gear dengan shifter, lalu perhatikan posisi inner plate. Setel jarak plat  ini dengan rantai kurang lebih 1 mm, dengan memutar ke kiri atau ke kanan sekrup L dengan kunci Hex tadi.  

Berikutnya adalah menyetel RD (rear derailleur), langkahnya adalah:
1. Jika kita lihat RD set dari belakang, perhatikan ada 2 buah sekrup yang posisinya berdekatan atas dan bawah.  Sekrup 'pengatur atas (H)' ada di sebelah atas , sedangkan 'pengatur bawah (L)' ada di sebelah bawahnya. Nantinya sekrup ini kita putar/ adjust memakai obeng minus (-).


2. Untuk pengaturan Atas (H)
    - posisikan rantai pada sprocket yang paling kecil /high gear dengan shifter, lalu perhatikan posisi 'guide pulley' atau lengan yang bertugas 'memindahkan' rantai pada RD ini, di setel agar segaris dengan sprocket terkecil. Penyetelan dengan memutar/ adjustment menggunakan obeng pada sekrup H.

3. Untuk pengaturan Bawah (L)  
 -  posisikan rantai pada gear yang besar/ low gear dengan shifter, lalu posisikan guide pulley segaris dengan sprocket terbesar tersebut dengan cara memutar sekrup L dengan obeng.

4. Setelah semuanya selesai, kayuh pedal dan cobalah memindahkan gigi dengan shifter secara teratur,  berurutan dari low ke high dan high ke low, apakah masih ada bunyi gemeretak dan perpindahan yang tidak mulus? Jika ada maka carilah pada sprocket keberapa perpindahan yang tidak mulus tersebut, lalu setel ketegangan kabel, bisa pada RD (bentuknya seperti belimbing, namanya cable tension adjustment barrel) ataupun pada micro adjuster (seperti belimbing juga) yang ada di shifter.   

Dari semua tahap penyetelan ini, yang memerlukan percobaan beberapa kali adalah penyetelan ketegangan kabel supaya perpindahan gear menjadi mulus . 

Itulah tadi cara setel sendiri RD dan FD, supaya gowes menjadi lebih menyenangkan dan tentu saja menghemat biaya perawatan. Biaya servis di bengkel mungkin kisarannya Rp 50 ribu untuk servis rutin sepeda, kalau bisa servis sendiri, kenapa tidak? Salam gowes Setu Minggu.